m. arif am
Drs. MOHAMMAD ARIF AM, M.A.
STAI MIFTAHUL 'ULA Nglawak Kertosono


        Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, dan pendidikan pengetahuan.

A.UNSUR – UNSUR PENDIDIKAN
       Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu ;
1.Ke arah mana bimbingan diberikan (Tujuan Pendidikan)
2.Orang yang membimbing (Pendidik)
3.Subyek yang dibimbing ( Peserta).
4.Pengaruh yang diberikan dalam pendidikan (Materi Pendidikan)
5.Cara yang digunakan dalam pendidikan (Alat dan Metode)
6.Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).

1.Tujuan Pendidikan
      Tujuan pendidikan adalah agar anak didik dapat mewujudkan atau menikmati nilai-nilai hidup tersebut, memiliki kekayaan harta menghayati keindahan / kesenian, pengetahuan luas, berwatak sosial, berperan dalam bidang kekuasaan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ahmadi,, et.all, 1985: 101).

2.Pendidik
      Pendidik adalah unsur manusiawi dalam pendidikan, pendidik atau guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi memegang peranan penting dalam Pendidikan, ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah (Djamarah, 2000 : 1).
     Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga , sekolah dan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua , guru,pemimpin program pembelajaran, latihan dan masyarakat atau organisasi.

3.Peserta Didik
       Peserta didik adalah berstatus sebagai subjek didik, pandangan modern cenderung menyebut demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subyek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus menerus guna memcahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.
      Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah ;
a.Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik. Maksudnya, anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan. Untuk mengaktualisasikan membutuhkan bantuan dan bimbingan.
b.Individu yang sedang berkembang, maksudnya perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik secara wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun kearah penyesuaian lingkungan.
c.Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. Maksudnya , dalam proses perkembangannya peserta didik membutuhkan bantuan dan bimbingan. Bayi yang baru lahir secara badani dan hayati tidak terlepas dari ibunya seharusnya setelah ia tumbuh berkembang menjadi dewasa ia sudah dapat hidup sendiri. Tetapi kenyataannya untuk kebutuhan perkembangan hidupnya, ia masih menggantungkan diri sepenuhnya kepada orang dewasa, sepanjang ia belum dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa pada diri peserta didik ada dua hal yang menggejala ;
1)Keadaannya yang tidak berdaya menyebabkan ia membutuhkan bantuan. Hal ini menimbulkan kewajiban orang tua untuk membantunya.
2)Adanya kemampuan untuk mengembangkan dirinya,hal ini membutuhkan bimbingan. Orang tua berkewajiban untuk membimbingnya. Agar bantuan dan bimbingan itu mencapai hasil maka harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
d.Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri . maksudnya dalam perkembangan peserta didik ia mempunyai kemampuan untuk berkembang kearah kedewasaan . pada diri anak ada kecenderungan untuk memerdekakan diri. Hal ini menimbulkan kewajiban pendidik dan orang tua ( si pendidik) untuk setapak demi setapak memberikan kebebasan dan pada akhirnya mengundurkan diri. Jadi, pendidik tidak boleh memaksakan agar peserta didik berbuat menurut pola yang dikehendaki pendidik. Ini dimaksud agar peserta didik memperoleh kesempatan memerdekakan diri dan bertanggung jawab sesuai dengan kepribadiannya sendiri dan bertanggung jawab sendiri.

4.Materi / Isi Pendidikan
     Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun materi lokal . materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian jiwa dan semangat Bhinneka Tunggal Ika dapat ditumbuh kembangkan.

5.Alat dan Metode
     Alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektivitasnya . alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan dibedakan atas yang preventif dan yang kuratif.
a.Yang bersifat preventif, yaitu yang bermaksud mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan, peringatan bahkan juga hukuman.
b.Yang bersifat kuratif, yaitu yang bermaksud memperbaiki, misalnya ajakan contoh,nasihat, dorongan, pemberian kepercayaan, saran, penjelasan, bahkan juga hukuman.
c.Untuk memilih dan menggunakan alat pendidikan yang efektif ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu ;
d.Kesesuaiannya dengan tujuan yang ingin dicapai.
e.Kesesuaiannya dengan peserta didik
f.Kesesuaiannya dengan pendidik sebagai pemakai.
g.Kesesuaiannya dengan situasi dan kondisi saat digunakannya alat tersebut.
Persyaratan-persyaratan tersebut perlu diperhatikan agar jangan sampai salah. Sebab kesalahan pemakian alat dan metode menjadikan peserta didik frustasi dan mungkin salah arah.

6.Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung/ lingkungan  Pendidikan
      Lingkungan pendidikan biasanya disebut dengan tri pusat pendidikan . pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
a.Pendidikan keluarga
Pada mulanya keluargalah yang terutama berperan baik pada pendidikan anak, aspek kebuadayaan, maupun penguasaan pengetahuan dan ketrampilan.
b.Pendidikan Sekolah
Dengan meningkatnya kebutuhandan aspirasi anak, maka keluarga pada umumnya tidak mampu memenuhinya . oleh karena itu, sebagian dari tujuan pendidikan itu akan dicapai melalui jalur pendidikan sekolah.
c.Pendidikan Masyarakat.
Fungsi pendidikan sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya.

B. PENDIDIKAN SEBAGAI PENGETAHUAN
       Ilmu pengetahuan harus mempunyai syarat adanya obyek formal , metode penelitian dan sistematika. Ke tiga syarat tersebut terpenuhi oleh Ilmu Pendidikan.
1.Obyek Ilmu Pendidikan
a.Obyek Material
      Anak didik adalah manusia , berarti obyek Ilmu pendidikan adalah manusia , tetapi manusia ini juga menjadi obyek ilmu-ilmu sosial lainnya, yang mana manusia adalah obyek material ilmu pendidikan.
b.Obyek formal
     Obyek formal ilmu pendidikan adalah kegiatan manusia dalam usahanya membawa atau membimbing manusia lain kearah kedewasaan, yaitu terlepas dari ketergantungan kepada manusia lain.
2.Metode Penelitian
     Banyak metode ilmiah yang dipergunakan dalam ilmu pendidikan . metode – metode yang digunakannya dapat dipertanggung jawabkan, dapat dikontrol dan dapat dibuktikan kebenarannya .baik metode pengumpulan keterangan atau data maupunmetode pendidikan .
Metode pengumpulan data yang digunakan ilmu pendidikan adalah metode angket , metode test, metode interview, metode observasi dan lain- lain.
    Metode penelitian misalnya adalah metode eksperimen yang digunakan untuk menyelediki dalam bidang metode pengajaran, sistem pendidikan dan lain-lain. Dalam menganalisa data digunakan metode kualitatif sesuai dengan sifat datanya dengan pola berpikir induktif. Digunakan terutama bagi ilmu pendidikan yang praktis atau dengan pola berpikir deduktif yang digunakan terutama bagi ilmu pendidikan yang teoritis.

3.Sistematika
     Dengan menggolong-golongkan problema / berbagai masalah ke dalam beberapa unsur komponen dan dengan pembahsan masalah demi masalah ilmu pendidikan, menunjukkan bahwa penurunan ilmu pendidikan itu telah menggunakan sitematika.
Para ahli berbeda dalam menyusun sistematika ilmu pendidikan juga ilmu-ilmu yang lain. Hal ini karena tidak dituntut sistematika tertentu.
     Dengan demikian , ilmu pendidikan keranah telah memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu pengetahuan , maka ilmu pendidikan terhitung sebagai ilmu pengetahuan yang otonom atau yang berdiri sendiri. (Drs.H.Abu Ahmadi,Drs.Nur Ubuyati; Ilmu Pendidikan Rineka Cipta 1985 ; hal 81-82)

C.KESIMPULAN
1.Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu ;
a.Ke arah mana bimbingan diberikan (Tujuan Pendidikan)
b.Orang yang membimbing (Pendidik)
c.Subyek yang dibimbing ( Peserta).
d.Pengaruh yang diberikan dalam pendidikan (Materi Pendidikan)
e.Cara yang digunakan dalam pendidikan (Alat dan Metode)
f.Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).
2.Ilmu pengetahuan harus mempunyai syarat adanya obyek formal , metode penelitian dan sistematika. Ketiga syarat tersebut terpenuhi oleh Ilmu Pendidikan.
a.Obyek Ilmu Pendidikan
b.Metode Penelitian
c.Sistematika
0 Responses

Posting Komentar