Drs. M. ARIF AM, MA.
Perkembangan konsep penelitian pendidikan yang ada pada saat ini menunjukkan arah yang lebih luas, konsep-konsep tersebut secara umum berkisar pada pandangan sebagai berikut;
• Penelitian tidak hanya mengarah kepada tujuan-tujuan pendidikan, tetapi juga terhadap tujuan-tujuan yang tersembunyi.
• Penelitian tidak hanya melalui pengukuran prilaku siswa, tetapi juga melakukan pengkajian terhadap komponen-komponen pendidikan
• Penelitian tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan atau tidaknya tujuan pendidikan, tetapi juga untuk mengetahui upaya tujuan-tujuan tersebut penting bagi siswa dan bagaimana siswa mencapainya.
• Mengingat luasnya tujuan dan obyek penelitian maka alat yang digunakan dalam penelitian sangat beraneka ragam.
• Atas dasar itu maka lingkup sasaran penilaian mencangkup tiga sasaran pokok, yakni: (a) program pendidikan (b) proses belajar-mengajar (c) hasil-hasil belajar.
Pengertian Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Namun secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas mengukur sudah termasuk didalamnya. Dan tak mungkin melakukan penilaian tanpa didahului oleh kegiatan pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes terhadap standar yang ditetapkan. Perbandingan yang telah diperoleh kemudian dikualitatifkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Evaluasi merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran. Dia adalah salah satu alat untuk menentukan apakah suatu pembelajaran telah berhasil atau tidak. Evaluasi keterampilan berbahasa umumnya dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi secara tertulis dan evaluasi secara lisan .
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti tindakan untuk menentukan nilai terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang di miliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Jadi evaluasi hasil belajar adalah kegiatan untuk memberi nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa berdasarkan kriteria tertentu. Maka hal ini memberi isyarat bahwa obyek yang dinilai adalah hasil belajar siswa.
Harword Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni:
• Ketrampilan dan kebiasaan
• Pengetahuan dan pengertian
• Sikap dan cita-cita
Masing-masing jenis hasil belajar tersebut dapat diisi dengan bahan yang telah di tetapkan dalam kurikulum.
Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar.
Pelaksanaan pendidikan yang baik akan dapat dilaksanakan apabila ditunjang oleh instrument-instrumen pendukungnya. Di antara instrument pendukungnya ialah evaluasi hasil pendidikan yang akurat.
Evaluasi akan dapat dikatakan akurat apabila dilaksanakan dengan memenuhi beberapa prinsip yang mendasarinya. Yang dinamakan prinsip di sini ialah kaidah-kaidah umum yang harus diperhatikan dalam penyusunan rumusan evluasi hasil belajar. Dengan demikian pengetahuan mengenai prinsip-prinsip penyusunan evaluasi hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dihindari untuk dikuasai oleh guru sebagai aktor utama dalam pelaksanaan proses pendidikan.
Pada makalah ini akan disajikan beberapa prinsip dalam penyusunan evaluasi hasil belajar yang telah dijelaskan oleh pakar pendidikan, yang kemudian akan dianalisis persamaan dan perbedaannya.
Evaluasi hasil belajar dapat di katakan terlaksana dengan baik apabila pelaksanaanya berpegang pada tiga prinsip dasar:
Prinsip Keseluruhan
Prinsip keseluruhan dapat dikenal juga dengan prinsip komprehensif (utuh atau menyeluruh ) yakni: evaluasi hasil belajar harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkambangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik. Yang terjadi tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Prinsip Kesinambungan
Prinsip Kesinambungan dikenal juga prinsip kontinuitas. Yakni evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi yang dilaksanakan secara teratur dan sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik juga di maksudkan untuk menentukan langkah- langkah atau kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu diambil untuk masa-masa selanjutnya.
Prinsip Obyektif
Prinsip Obyektif mengandung makna, bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan degan evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif. Jadi evaluasi harus bertindak wajar, menurut keadaan nyata, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif.
Ranah Kognitif, Afektif, Psikimotor Sebagai Obyek EvaluasiHasil Belajar.
Benjamin s. Bloom dan kawan-kawanya itu berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan itu senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada peserta didik. Yaitu: ranah proses berpikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affektive domain), ranah ketrampilan (psikomotor domain).
Ranah Kognitif ( Al- nahiyyah – Al-fikriyyah )
Ranah Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental atau otak. Dalam ranah ini terdapat enam jenjang proses berpikir mulai jenjang rendah sampai jenjang paling tinggi, yaitu:
Pengetahuan/hafalan/ ingatan ( knowledge )
Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) adalah kemampuan seseorang mengingat-mengingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus rumusan dan sebagainya. Contoh: peserta didik dapat menghafalkan surat Al-ashr, menerjemahkan, dan menuliskanya dengan baik dan benar sebagai salah satu pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru pendidikan agama Islam di sekolah.
Pengalaman ( komprehensif )
Pengalaman (komprehensif) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu di ketahui dan diingat. Misalnya: peserta didik atas pertanyaan guru pendidikan agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat Al- ashr secara lancar dan jelas.
Penertapan atau Amplikasi ( Amplication )
Penertapan atau Amplikasi (Amplication) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara atau metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya. Contoh: peserta didk mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang di ajarkan islam seperti diatas, dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Analisis ( Analysis )
Analisis (Analysis ) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor satu dengan lainya. Contoh: peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata kedisiplinan seorang siswa di rumah, disekolah dan dalam kehidupan sehari-hari ditengah-tengah masyarakat sebagai bagian dari ajaran Islam.
Sintesis (Synthesis)
Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Contoh; peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagaimana telah diajarkan oleh Islam.
Penilaian / Penghargaan / Evaluasi (Evaluation)
Penilaian adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut taksonomi bloom. Contoh; peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudhorot atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau tidak berdisiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa kedisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang wajib dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Ranah Afektif (al-Nahiyah al – Mauqifiyyah)
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sifat atau nilai. Dalam ranah afektif ini oleh Krathwohl dan kawan-kawan ditaksonomi (1974) menjadi lebih rinci kedalam lima jenjang, yaitu;
Receiving atau Atending (menerima atau memperhatikan)
Receiving atau Atending adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Misalnya kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Contoh peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib ditegakkan, sifat malas dan tidak berdisiplin harus disingkirkan jauh-jauh.
Responding (menanggapi)
Responding adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Contoh; peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh atau menggali lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.
Valuing (menilai = menghargai)
Valuing adalah merupakan tingkatan afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Contoh; tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin baik di sekolah, di rumah, maupun ditengah-tengah kehidupan mesyarakat.
Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
Organization artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Contoh; peserta didik mendukung menekan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden soeharto pada peringatan hari kebangkitan nasional th. 1995
Chracterization by a value or value complex (=karakterisasi dengan sesuatu nilai atau komplek nilai)
Chracterization by a value or value complex adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki sesorang yang memengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Contoh; siswa telah memiliki kebulatan sikap wujud peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Ashr sebagai pegangan hidupnya dalam hal yang menyangkut kedisiplinan, baik kedisiplinan di sekolah, di rumah, maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Ranah Psikomotor (Nahiyah al-harakah)
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skil) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Ada enam tingkatan ketrampilan yakni;
• gerakan reflek (ketrampilan pada gerakan-gerakan yang tidak sadar)
• ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar.
• kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
• kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan keharmonisan dan ketepatan.
• gerakan-gerakan skil, mulai dari ketrampilan sederhana sampai ketrampilan yang komplek.
• Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar.
Prinsip Keseluruan
Yakni: evaluasi hasil belajar yang dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik.
Prinsip Kesinambungan
Yakni evaluasi yang dilaksanakan secara teratur dan sambung-menyambung dari waktu ke waktu.
Prinsip Obyektif
. Yakni evaluasi dapat dinyatakan degan evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif.
Ranah Kognitif, Afektif, Psikimotor Sebagai Obyek Evaluasi Hasil Belajar.
Ranah Kognitif
Adalah ranah yang menckup kegiatan mental atau otak.
Ranah Afektif
Adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Dalam ranah ini ada 6 jenjang proses berpikir yaitu:
Pengetahuan (knowledge)
Pemahaman (Comprehension)
Penerapan (application)
Analisis (analysis)
Sintesis (syntesis)
Penilaian (evaluatioan)
Ranah Psikomotor
Adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
STAI Miftahul 'Ula Nglawak Kertosono
Perkembangan konsep penelitian pendidikan yang ada pada saat ini menunjukkan arah yang lebih luas, konsep-konsep tersebut secara umum berkisar pada pandangan sebagai berikut;
• Penelitian tidak hanya mengarah kepada tujuan-tujuan pendidikan, tetapi juga terhadap tujuan-tujuan yang tersembunyi.
• Penelitian tidak hanya melalui pengukuran prilaku siswa, tetapi juga melakukan pengkajian terhadap komponen-komponen pendidikan
• Penelitian tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan atau tidaknya tujuan pendidikan, tetapi juga untuk mengetahui upaya tujuan-tujuan tersebut penting bagi siswa dan bagaimana siswa mencapainya.
• Mengingat luasnya tujuan dan obyek penelitian maka alat yang digunakan dalam penelitian sangat beraneka ragam.
• Atas dasar itu maka lingkup sasaran penilaian mencangkup tiga sasaran pokok, yakni: (a) program pendidikan (b) proses belajar-mengajar (c) hasil-hasil belajar.
Pengertian Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Namun secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas mengukur sudah termasuk didalamnya. Dan tak mungkin melakukan penilaian tanpa didahului oleh kegiatan pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes terhadap standar yang ditetapkan. Perbandingan yang telah diperoleh kemudian dikualitatifkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Evaluasi merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran. Dia adalah salah satu alat untuk menentukan apakah suatu pembelajaran telah berhasil atau tidak. Evaluasi keterampilan berbahasa umumnya dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi secara tertulis dan evaluasi secara lisan .
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti tindakan untuk menentukan nilai terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang di miliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Jadi evaluasi hasil belajar adalah kegiatan untuk memberi nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa berdasarkan kriteria tertentu. Maka hal ini memberi isyarat bahwa obyek yang dinilai adalah hasil belajar siswa.
Harword Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni:
• Ketrampilan dan kebiasaan
• Pengetahuan dan pengertian
• Sikap dan cita-cita
Masing-masing jenis hasil belajar tersebut dapat diisi dengan bahan yang telah di tetapkan dalam kurikulum.
Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar.
Pelaksanaan pendidikan yang baik akan dapat dilaksanakan apabila ditunjang oleh instrument-instrumen pendukungnya. Di antara instrument pendukungnya ialah evaluasi hasil pendidikan yang akurat.
Evaluasi akan dapat dikatakan akurat apabila dilaksanakan dengan memenuhi beberapa prinsip yang mendasarinya. Yang dinamakan prinsip di sini ialah kaidah-kaidah umum yang harus diperhatikan dalam penyusunan rumusan evluasi hasil belajar. Dengan demikian pengetahuan mengenai prinsip-prinsip penyusunan evaluasi hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dihindari untuk dikuasai oleh guru sebagai aktor utama dalam pelaksanaan proses pendidikan.
Pada makalah ini akan disajikan beberapa prinsip dalam penyusunan evaluasi hasil belajar yang telah dijelaskan oleh pakar pendidikan, yang kemudian akan dianalisis persamaan dan perbedaannya.
Evaluasi hasil belajar dapat di katakan terlaksana dengan baik apabila pelaksanaanya berpegang pada tiga prinsip dasar:
Prinsip Keseluruhan
Prinsip keseluruhan dapat dikenal juga dengan prinsip komprehensif (utuh atau menyeluruh ) yakni: evaluasi hasil belajar harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkambangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik. Yang terjadi tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Prinsip Kesinambungan
Prinsip Kesinambungan dikenal juga prinsip kontinuitas. Yakni evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi yang dilaksanakan secara teratur dan sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik juga di maksudkan untuk menentukan langkah- langkah atau kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu diambil untuk masa-masa selanjutnya.
Prinsip Obyektif
Prinsip Obyektif mengandung makna, bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan degan evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif. Jadi evaluasi harus bertindak wajar, menurut keadaan nyata, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif.
Ranah Kognitif, Afektif, Psikimotor Sebagai Obyek EvaluasiHasil Belajar.
Benjamin s. Bloom dan kawan-kawanya itu berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan itu senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada peserta didik. Yaitu: ranah proses berpikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affektive domain), ranah ketrampilan (psikomotor domain).
Ranah Kognitif ( Al- nahiyyah – Al-fikriyyah )
Ranah Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental atau otak. Dalam ranah ini terdapat enam jenjang proses berpikir mulai jenjang rendah sampai jenjang paling tinggi, yaitu:
Pengetahuan/hafalan/ ingatan ( knowledge )
Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) adalah kemampuan seseorang mengingat-mengingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus rumusan dan sebagainya. Contoh: peserta didik dapat menghafalkan surat Al-ashr, menerjemahkan, dan menuliskanya dengan baik dan benar sebagai salah satu pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru pendidikan agama Islam di sekolah.
Pengalaman ( komprehensif )
Pengalaman (komprehensif) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu di ketahui dan diingat. Misalnya: peserta didik atas pertanyaan guru pendidikan agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat Al- ashr secara lancar dan jelas.
Penertapan atau Amplikasi ( Amplication )
Penertapan atau Amplikasi (Amplication) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara atau metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya. Contoh: peserta didk mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang di ajarkan islam seperti diatas, dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Analisis ( Analysis )
Analisis (Analysis ) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor satu dengan lainya. Contoh: peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata kedisiplinan seorang siswa di rumah, disekolah dan dalam kehidupan sehari-hari ditengah-tengah masyarakat sebagai bagian dari ajaran Islam.
Sintesis (Synthesis)
Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Contoh; peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagaimana telah diajarkan oleh Islam.
Penilaian / Penghargaan / Evaluasi (Evaluation)
Penilaian adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut taksonomi bloom. Contoh; peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudhorot atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau tidak berdisiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa kedisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang wajib dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Ranah Afektif (al-Nahiyah al – Mauqifiyyah)
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sifat atau nilai. Dalam ranah afektif ini oleh Krathwohl dan kawan-kawan ditaksonomi (1974) menjadi lebih rinci kedalam lima jenjang, yaitu;
Receiving atau Atending (menerima atau memperhatikan)
Receiving atau Atending adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Misalnya kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Contoh peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib ditegakkan, sifat malas dan tidak berdisiplin harus disingkirkan jauh-jauh.
Responding (menanggapi)
Responding adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Contoh; peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh atau menggali lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.
Valuing (menilai = menghargai)
Valuing adalah merupakan tingkatan afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Contoh; tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin baik di sekolah, di rumah, maupun ditengah-tengah kehidupan mesyarakat.
Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
Organization artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Contoh; peserta didik mendukung menekan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden soeharto pada peringatan hari kebangkitan nasional th. 1995
Chracterization by a value or value complex (=karakterisasi dengan sesuatu nilai atau komplek nilai)
Chracterization by a value or value complex adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki sesorang yang memengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Contoh; siswa telah memiliki kebulatan sikap wujud peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Ashr sebagai pegangan hidupnya dalam hal yang menyangkut kedisiplinan, baik kedisiplinan di sekolah, di rumah, maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Ranah Psikomotor (Nahiyah al-harakah)
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skil) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Ada enam tingkatan ketrampilan yakni;
• gerakan reflek (ketrampilan pada gerakan-gerakan yang tidak sadar)
• ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar.
• kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
• kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan keharmonisan dan ketepatan.
• gerakan-gerakan skil, mulai dari ketrampilan sederhana sampai ketrampilan yang komplek.
• Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar.
Prinsip Keseluruan
Yakni: evaluasi hasil belajar yang dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik.
Prinsip Kesinambungan
Yakni evaluasi yang dilaksanakan secara teratur dan sambung-menyambung dari waktu ke waktu.
Prinsip Obyektif
. Yakni evaluasi dapat dinyatakan degan evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif.
Ranah Kognitif, Afektif, Psikimotor Sebagai Obyek Evaluasi Hasil Belajar.
Ranah Kognitif
Adalah ranah yang menckup kegiatan mental atau otak.
Ranah Afektif
Adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Dalam ranah ini ada 6 jenjang proses berpikir yaitu:
Pengetahuan (knowledge)
Pemahaman (Comprehension)
Penerapan (application)
Analisis (analysis)
Sintesis (syntesis)
Penilaian (evaluatioan)
Ranah Psikomotor
Adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Posting Komentar